Jumat, Juni 27, 2008

Topi Pak Tani




Salah satu oleh-oleh buat Icha saat Bunda ke Bukit Bintang waktu itu adalah 2 buah topi anak perempuan yang bentuknya agak lebar.Pikir Bunda saat itu, wah cocok nih buat Icha kalau lagi main sepedaan, bisa menghalau sinar matahari dan pasti Icha kelihatan lebih feminim kalau pakai topi model itu.Begitu sampai rumah, koper Bunda bongkar dan dengan semangat Bunda sodorkan oleh-oleh buat Icha.Yang pertama Bunda kasih ya topi itu.
“Liat apa yang Bunda bawa buat Icha?” sambil Bunda ambill topi itu dari koper.Topi buat Icha!” Icha sedikit ragu menerima topi itu, tapi ngga berapa lama disambutnya topi pemberian Bunda dan mulai dicoba.
“Ini topi pak Tani ya Ma!”
Hi..hi..Bunda tertawa geli, nduk topi bagus-bagus kok dibilang topi pak Tani –baca caping -.Bunda coba tanya-tanya Icha tentang pak Tani.
“Emang Icha pernah liat pak Tani pakai topi?”Dimana?”
“Di sekolah, Ma.Pak Tani yang di sawah itu lho, Ma.”
Ooo rupanya sudah tahu siapa itu pak Tani.Mungkin oleh Ibu Guru ditunjukkan gambar pak Tani yang pakai topi caping kali ya.Trus Bunda tanya lagi tentang pak Tani.
“Pak Tani di sawah ngapain, Dhe?”
“Eeeennggg…ya gitu dech!” Ha..ha..sempet mikir pak Tani ngapain di sawah tapi karena ngga tahu ya akhirnya gitu dech.

Seri Kisah Bogi


gantian Icha cerita tentang Bogi ama bonekanya...:-)

Awalnya seri kisah Bogi (menolong semut merah) ini disisip di majalah Ayah Bunda No 09/2008.Bentuknya lebih kecil dari buku aslinya.Bogi adalah seekor gajah, di buku itu diceritakan berbagai pengalaman Bogi.Pertama Bunda bawain buat Icha dan dibacakan sebelum dia tidur malam itu, Icha sangat menyukainya.Di belakang seri Bogi itu ternyata ada telepon ( 021) 4682 5555 - bukan maksud promosi lho yaaaaa - untuk pembelian langsung seri Bogi yang lain.Wah, Icha pasti seneng nih kalau Bunda beliin seri Bogi yang lain, pikir Bunda saat itu.Dan esoknya Bunda pesan 6 seri Bogi untuk Icha.Tapi dari hari pesan sampai dapat seri Bogi itu butuh waktu hampir satu bulan karena ada kesalahan teknis.Bunda sempet kesel juga waktu itu.Tapi ya syukur deh akhirnya ke enam seri Bogi itu datang juga membuat Icha riang gembira.Ke enam seri Bogi itu antara lain :
Bogi pergi ke desa.Menceritakan pengalaman Bogi ke suatu desa, dimana kedatangan Bogi tidak disukai oleh pak Tani dan anak-anaknya, padahal Bogi hanya ingin berkenalan dan bermain dengan anak-anak itu.
Bogi tersesat.Menceritakan Bogi yang main terlalu jauh dari rumahnya karena mengejar kupu-kupu sampai ngga tahu jalan pulang.Akhirnya bisa ketemu Ibunya atas saran Monyet untuk naik ke bukit dan memanggil Ibunya.
Menolong semut merah.Menceritakan Bogi dan semut merah yang saling tolong menolong.Semut merah ditolong Bogi dari Lumpur, Bogi ditolong semut merah dari kepungan serigala.
Bogi main bola.Menceritakan Bogi main bola bersama teman-temannya dan tidak mengikutsertakan kelinci karena badannya kecil dianggap tidak mampu bermain bola melawan kuda, jerapah dan badak.Tapi akhirnya diajak juga setelah bola jatuh dilubang kecil dan hanya kelinci yang bisa mengambilnya.
Bogi dan laba-laba.Menceritakan penglaman laba-laba yang selalu gagal membangun rumahnya karena dirusak oleh manusia dan hewan lainnya.Bogi dan Ibunay minta laba-laba membuat sarang di rumahnya saja, supaya tidur mereka tidak diganggu nyamuk.
Bogi dan katak.Menceritakan raja katak yang sombong, merasa dirinya paling besar.Saat ketemu Bogi katak baru menyadari kalau ternyata ada yang lebih besar daripada katak.
Sebelum tidur seri Bogi ini wajib dibacakan Bunda untuk Icha.Semua seri dibacakan dan tidak bosan.Kalau Bogi lagi sedih, ekspresi Icha ikut sedih.Kalau Bogi seneng, ekpresi Icha juga seneng.Pokoknya cerita-cerita Bogi sangat diresapi, sampai terbawa emosi . Kemanapun pergi Bogi mesti dibawa serta.Apalagi kalau pas nginep tempat Mbah, pasti Bogi ditanyakan.”Bogi dibawa khan, Ma?” Dan seri Bogi ini sangat membantu Bunda untuk mengalihkan perhatian Icha saat menangis ataupun merajuk, begitu diceritain Bogi Icha akan mudah untuk ditenangkan.Makasih ya Bogi.

Tiup lilin lagi :-)




Sejak Bunda belikan kue ulang tahun mini di hari ulang tahunnya bulan Maret lalu plus lilin angka 3 yang ditiupnya dengan riang gembira, Icha jadi suka request kue ulang tahun dan tiup lilin.Untung di toko kue komplek kita menyediakan pilihan kue-kue mungil.Jadi setiap Icha minta kue ulang tahun kita belikan yang mungil itu.Walaupun suatu kali pernah minta kue ulang tahun yang berukuran besar juga, tapi ketika kita pilihkan yang lebih mungil tidak protes.Yang penting bisa makan kue ulang tahun itu –harus yang ada coklatnya- dan tiup lilin. Layaknya ulang tahun ritual lagu selamat ulang tahun mesti dinyanyikan dan selanjutnya acara tiup lilin ngga ketinggalan.Ngga cukup sekali lilin dinyalakan tapi berkali-kali, habis tiup lilin diiringi tepuk tangan dan tawanya yang riang gembira.Duh senangnya Icha!

Sabtu kemaren Ayah dapat kiriman kue kotak besar dari temennya.Yang paling senang pastinya Icha.Ritual tiup lilin pastinya ngga ketinggalan.Selanjutnya kue dipotong-potong dan dibagi-bagi ke tetangga, karena kue sebanyak itu pasti ngga akan habis buat kita yang hanya berempat di rumah.Sebelum potong kue, coklat yang ada dilapisan tengah sudah lebih dulu “dithithilin” –diambil sedikit-sedikit- oleh Icha.Alhasil di beberapa potongan roti ada yang coklat tengahnya udah kosong melompong.”Icha mau coklatnya aja, yang kuning buat Bunda katanya.”


Potong Poni


Sejak Bunda potong sendiri rambut Icha bulan Desember tahun lalu, baru dua kali ini Bunda kembali gunting poninya.Sekitar tiga bulan yang lalu Bunda potong poninya yang pertama.Waktu itu habis mandi, mumpung rambutnya masih basah Bunda inisiatif untuk potong poninya.Bunda sudah bilang sama Icha kalau poninya mau Bunda potong.Dan Icha sudah mengiyakan.Tapi setelah “creeesss” terpotong poninya, Icha marah, ngga mau poninya dipotong.Lha udah terlanjur terpotong poninya, belum rapi lagi, wah gimana nih???Walaupun Icha sempet nangis tapi Bunda ngga bisa ngembaliin poninya yang udah terpotong..he..he..
Bulan ini poni Icha sudah terlihat panjang, poninya sudah sering mengganggu matanya.Sering Bunda lihat Icha menyibakkan poninya.Wah, Bunda mesti cari akal nih untuk potong poninya.Minggu lalu saat Icha asyik main CD anak cerdas di komputer, Bunda langsung ada ide untuk potong poninya.Sementara Icha asyik main CD anak cerdas, Bunda juga asyik menyisir rambut Icha sambil nata-nata poninya kira-kira mau seberapa dipotong.Begitu dah nemu rambut poni yang mau dipotong segera Bunda eksekusi….creeeesssss…untung guntingnya tajam, sekali cres dah rapi poninya.Reaksi Icha?
“Ma, rambut Icha dipotong, ya?” Nanya masih sambil asyik main CD anak cerdas.
“He..he..iya Dhe cuman sedikit kok.” Bunda was-was juga kalau Icha sampai marah kayak dulu.Dulu minta ijin aja masih marah kali ini Bunda ngga minta ijin, langsung cres ajah.
“Potong lagi donk, Ma!” Alhamdulillah ngga marah.Tapi kalau poninya dipotong lagi habis donk rambut depannya.

Kamis, Juni 19, 2008


Ceritanya waktu mampir ke warung Icha minta jajan keripik singkong yang dipedesin.Bunda sudah bilang kalau itu pedes.Dikasih pilihan yang lain, kacang goreng, malah minta dua-duanya, keripik singkong pedes plus kacang goreng.

Sampai di rumah pilihan pertama yang dibuka keripik singkong pedes itu.Bunda geli liat tingkah Icha.Saat mau menyantap keripik singkong itu, sepertinya Icha menyiapkan mental untuk makan keripik pedes.Duduk manis di kursinya.Minta piring dan sendok ama mbak, kemudian keripik dituang di situ.Dan tak lupa minta disediain air putih juga.Selanjutnya keripik dikunyahnya.
“Hoooooaaaaaaaahhhhh..pedeeeeeeeeeess!!!.Minum..minum!!” teriak Icha.Glek, glek air putih di cangkir kecilnya habis seketika.
“Bunda khan udah bilang Dhe, keripiknya pedes.Bener khan pedes?”
“Ngga papa.”
Kemudian keripik demi keripik dikunyah lagi.Dan selalu hoaaahh..hoaaahhh..kepedesan, dilanjutkan minum dan minum terus.Ha..ha..tapi ngga sampai separo akhirnya Icha nyerah juga.Keripiknya ngga dihabisin, ngga kuat pedesnya ya Cha? Ikut-ikut siapa tho Cha doyan pedes, Bunda ajah emoh kalau makan ada pedes-pedesnya.

[Gimana nih?] Bunda kena denda


Sudah sebulan ini setiap berangkat kerja, Bunda kena denda.Siapa lagi yang denda Bunda kalau bukan Icha.Dendanya adalah naik kuda-kudaan (semacam odong-odong) di depan OMI market yang ada di depan komplek blok kita.Setiap kali liat Bunda “berdandan” siap-siap ke kantor pasti Icha sudah mulai merajuk.Udah mulai pinter merayu.
“Bunda mau kerja, ya?”
“Iya, sayang ini khan hari Rabu, Bunda mesti ke kantor.”
“Nanti, Icha anter sampai depan ya, Ma.Trus Icha mau naik kuda-kudaan.” Yaaa..denda lagi deh naik kuda-kudaan.

Dulu Icha ngga berani naik kuda-kudaan kayak gitu.Tapi sejak mulai ngga takut (tepatnya kapan lupa) setiap ke mini market yang ada kuda-kudaan atau pesawat terbang pokoknya permainan jenis kayak gitu minta naik.Tapi tidak sesering sekarang ini, kadang pingin naik kadang ngga.Ngga diturutin gimana, kalau diturutin ya gimana, tiap pagi soalnya!Bunda sih hanya ingin Icha mengerti, Bunda boleh kerja tanpa syarat naik kuda-kudaan itu.Ngga bagus juga khan kalau jadi kebiasaan.Semua itu terjadi kalau di rumah kita.Tapi kalau pas nginep tempat Mbah, Bunda kerja Icha ngga pernah minta syarat apa-apa.Seperti biasa melepas Bunda kerja denga lambaian tangan dan senyum, hati-hati ya, Ma!Memang di rumah Mbah untuk naik kuda-kudaan itu agak jauh.Tapi kalau di komplek kita kuda-kudaan itu ada di depan mata.Ngga mungkin khan minimarketnya suruh pindah atau ngga pasang mainan itu? Duh, gimana ya supaya Icha melepas Bunda kerja tanpa syarat?Sharing donk friends..


Sharing temen-temen Bunda ada di http://bundaicha.multiply.com/journal/item/219


Minggu pagi kemaren sedianya kita mau berenang.Tapi dari malam hingga pagi sampai sekitar jam 10:00 hujan ngga berhenti.Icha yang sudah sejak semalam dikasih tahu kalau mau diajak berenang, paginya nagih berenang.Untungnya pagi itu Icha cukup mengerti berenangnya batal karena hujan.Hanya saja ban berenangnya tetep minta ditiupin dan dibuat maen-maen.Saat mainan ban berenang itulah Icha nanya sama Bunda.
“Bunda bisa berenang ngga?”
“Wah, Bunda ngga bisa berenang Dhe!”
“Kenapa ngga bisa?”
“Ya, karena Bunda ngga pernah latihan untuk bisa berenang.”
“Caranya gini lho ,Ma!” Icha ngomong gitu sambil praktek dari cara pakai ban yang dililitkan di perut.Terus tengkurap di lantai memeragakan gerakan renang.
“Ayo Mama, bisa ngga gini!” Ha.ha..Bunda disuruh ngikutin cara Icha berenang di lantai tadi.Oke siip instruktur Icha.Demi Icha Bunda ngikutin gaya pelatih renang Bunda di lantai.

Selasa, Juni 17, 2008

Sedang apa..sedang apa..


Icha lagi demen nyanyi lagu sedang apa sedang apa sedang apa sekarang..sekarang sedang apa sedang apa sekarang!

Saat sedang melakukan aktifitas lagu sedang apa ini disesuaikan dengan kegiatannya.Mestinya khan nyambung dengan sedang apa sekarang, sedang apa sekarang bener tapi kelanjutannya suka-suka Icha.Seperti tadi pagi saat mandi, nyanyi sedang apa.
“Sedang apa sedang apa sekarang.Sekarang sedang mandi sedang mandi sekarang.” Bunda sambung
“Mandi apa mandi apa mandi apa sekarang.Sekarang mandi apa mandi apa sekarang.” Dijawab Icha
“Mandi lampu.Mandi lampu.Lampu mati sekarang.”

Ketika Bunda lagi sibuk masak sama mbaknya di dapur Icha pernah mendendangkan lagu ini juga dengan gaya centilnya –tangan bergerak-gerak diikuti kepala dan kakinya-
“Sedang apa sedang apa kalian.” Ha..ha..”kalian”..sedang masak Nduk Icha.

Pertanyaan Estafet


Pertanyaan Icha ketika masih tanya sesuatu dengan “itu apa? ini apa?” pasti akan dengan mudah Bunda jawab.Bahkan tidak hanya sekedar memberikan jawaban ini pensil ketika Icha tanya itu apa sambil tangannya menunjuk pensil, tapi akan Bunda jelaskan kegunaan dan sekaligus praktik pensil dipakai untuk apa.

Dalam perkembangannya ketika pertanyaan sudah mulai “kenapa” Bunda mesti cari akal supaya jawaban Bunda bisa dimengerti anak seusia Icha.Sudah menjawab dengan susah Icha masih mengejar Bunda dengan pertanyaan estafetnya.Jawaban itu suka dipertanyakan kembali dengan pertanyaan “kalau ngga”.Bunda jawab lagi pertanyaan Icha masih dipertanyakan lagi.Sampai Icha bener-bener puas dengan jawaban yang Bunda berikan baru Icha ngga akan bertanya lagi.Bunda mesti banyak-banyak baca nih supaya ngga kelabakan kalau ditanya ama Icha.

Saat Bunda melarang sesuatupun masih dikejar dengan pertanyaan estafetnya dengan agak sedikit pengeyelan.Seperti saat Bunda minta Icha untuk tidak makan es krim dulu.
“Kenapa ngga boleh maem es krim?”
“Khan Icha lagi batuk kalau maem es krim nanti batuknya ngga sembuh-sembuh.”
“Kalau ngga batuk?”
“Ya boleh maem es krim kalau batuknya sudah sembuh.”
“Iya, tapi khan Icha mau maem es krim!”
“Masih batuk sayang, besok ya kalau udah sembuh Bunda beliin es krim.””Ngga mau besok, Icha mau es krim sekarang!”
Ujung-ujungnya nangis karena Bunda tetep ngga mau ngasih Icha es krim.

Ayah juga Bunda suka godain Icha –ngikut gaya Icha- saat Icha melarang Ayah atau Bunda melakukan sesuatu.Yang sering dilarang Icha ketika Ayah Bunda mau mandi habis pulang kerja.
“Ayah ngga boleh mandi!”
“Kenapa Ayah ngga boleh mandi?”
“Ayah nemenin Icha maen aja ngga boleh mandi!”
“Iya, tapi khan Ayah mau mandi.Nanti bau donk kalau ngga mandi.”
“Ngga papa.Pakai minyak wangi aja!”

Boneka buat Icha






Boneka kesayangan Icha tambah lagi deh.Dua minggu ini Icha dapat hadiah boneka lagi.Wah , senangnya Icha…


Boneka cantik ini kalau diputar dibelakangnya bisa muncul musiknya dan geleng-geleng kepala ke kanan dan ke kiri.Bunda beliin boneka ini sebagai janji Bunda pada Icha.Minggu lalu Icha sempet panas 2 hari Selasa dan Rabu.Bunda juga sempet ngga masuk hari Rabunya.Kamis Bunda terpaksa masuk karena ada kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.Saat Bunda mau berangkat kerja Icha rewel ngga mau ditinggal.Bunda janji pada Icha nanti sore dibeliin boneka.Walaupun dengan berat hati akhirnya Bunda boleh kerja.Bunda kerja juga dengan hati ngga tenang meninggalkan Icha sakit saat itu.Setiap Bunda telepon ke rumah yang ditanyain “Bunda sudah beli boneka Barney belum?”.Memang request Icha beli boneka barney tapi karena boneka barneynya sudah punya dua, maka Bunda pilihkan boneka cantik itu.Mulanya Icha terlihat kecewa karena bukan boneka barney yang Bunda belikan.Tapi setelah melihat bonekanya geleng-geleng dan ada musiknya, Icha mulai suka.Boneka itu kini diberi nama adik Sisi.Entah darimana nama adik Sisi ini, tapi sudah sejak lama kalau bermain peran boneka yang mana saja dipanggilnya adik Sisi.Kayaknya boneka ini yang cocok diberi nama adik Sisi.


Segala macam pernak pernik Barney Icha menyukainya.Maka ketika Bunda lihat ada sandal Barney Bunda tertarik untuk beli satu buat Icha.Ternyata saat dicoba di rumah sandal itu agak kecil di kaki Icha.
“Ma, ini khan sandal buat adik bayi!” he..he..begitu komentar Icha saat nyoba sandal itu kecil di kakinya.Tapi walaupun kekecilan tetep saja Icha suka pakai.Nanti kalau Bunda nemu lagi sandal barney yang agak gede Bunda beliin ya sayang.

“Ma, Icha punya boneka koala!” teriak Icha girang di ujung telepon sore kemaren.
“Boneka koala? Siapa yang beliin dhe?” tanya Bunda.
“Ayah.” kata Icha.
Setelah Bunda konfirmasi ke Ayah ternyata bukan Ayah yang beliin.Tapi Ayah dapat oleh-oleh dari temannya yang habis bepergian.Tas dan boneka koala itu buat Icha.Wah, begitu Bunda lihat tas dan bonekanya Bunda juga suka.Lucu banget bonekanya.Icha juga sangat senang dengan boneka itu.
“Tas dan boneka koalanya buat Bunda aja ya Dhe?” goda Bunda
“Ngga boleh itu khan punya Icha!” He..he..iya Bunda cuma bercanda kok.

Habis nangis lapar!


Lokasi kejadian : Gramedia Mega Mall Bekasi
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 April 2008
Jam : 15:30


Walaupun sudah lama berlalu tapi Bunda masih ingat kejadian di MM saat itu.Pertama kali terjadi dan semoga tidak terulang lagi.
Saat itu kita jalan-jalan di Mega Mall Bekasi bertiga saja yaitu Bunda, Icha ama mbaknya.Ayah ngga bisa ikut karena Sabtu sudah penuh dengan jadwal kuliahnya.Sehabis maen-maen di play ground, Icha Bunda ajak ke Gramedia.Sebelum keliling-keliling, Bunda sengaja berhenti ditempat permainan anak-anak yang menyediakan tempat khusus demo permainan yang mereka jual.Icha kelihatan enjoy sekali, dan ada beberapa mainan yang ia sukai, salah satunya pukul paku.Sementara Icha mencoba beberapa permainan yang disajikan, Bunda bisa berkeliling cari buku.Sekian kali Bunda ajak Icha untuk beranjak dari tempat demo tadi Icha belum mau.Akhirnya mau juga setelah Bunda bilang mau menunjukkan buku cerita Barney.Seperti milik sendiri buku-buku cerita anak-anak diubek-ubek ama Icha, klesotan –duduk- di lantai.Tapi hanya sejenak, Icha kembali mengajak ke tempat demo permainan itu.Sesampai di sana rupanya anak-anak yang ikut mempraktekkan demo permainan makin banyak.Pukul paku yang diincar Icha lagi dibuat mainan anak lain.Si Ibu anak itu rupanya tahu kalau Icha pingin mainan pukul paku.Ibu itu mengajak nego anaknya untuk berganti mainan.Dan pukul paku itu akhirnya bisa Icha pakai untuk mainan.Tapi ngga berapa lama ada anak seusia Icha yang pingin mainan pukul paku juga.Merasa baru sebentar Icha ngga mau bergantian walaupun sudah Bunda bujuk.Anak itu semakin agresif mendekat ke Icha dan merebut mainan itu.Bunda mencoba mnegalihkan perhatian Icha ke mainan lain.Tapi Icha tidak mau, tetep keukeuh maunya mainan pukul kayu.Si Ibu anak itu tidak berbuat apa-apa, seakan mengijinkan anaknya merebut mainan yang sudah dipegang Icha terlebih dahulu.Bunda ngga mau cari masalah, akhirnya Icha Bunda ajak untuk beranjak dari situ.Icha kelihatan semakin tidak suka, dari meweks akhirnya nangis beneran, kenceng pula.Waduh!Bunda akhirnya memutuskan untuk membeli mainan pukul kayu itu.Walaupun mainan pukul paku sudah di tangan tapi Icha masih aja menangis.Icha mau pukul paku yang di tempat demo tadi, bukan yang baru.
Segala bujuk rayuan ngga mempan.Bunda gendong Icha keluar dari Gramedia masih dengan menangis.Turun satu lantai dari Gramedia Bunda liat aja Texas Chicken.Bunda menawarkan Icha untuk makan es krim di sana.Tapi Icha jaim nih, ngga mau katanya.Dalam hati Bunda “tumben nolak es krim”.Walaupun ngga mau Bunda tetep ajak masuk ke Texas.Sampai di depan Bunda tawarkan kembali es krim, Icha mau yang mana.Dan ternyata ngga cuma es krim yang diminta tapi mau maem juga katanya.He..he..habis nangis rupanya lapar ya Cha.Seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya, dengan riang gembira dihabiskannya makanan –nasi, soup, ayam- plus satu gelas es krim.
Melihat suasana hati Icha sudah riang kembali Bunda coba nanya ke Icha.Kenapa kok tadi nangis kayak gitu.
"Mainannya direbut sama adik itu!Ngga boleh!" katanya sambil bersungut-sungut.
Rupanya Icha jengkel mainan pukul kayu yang dia mainkan tiba-tiba direbut sama orang lain.
Lega juga Bunda akhirnya Icha pulang dengan kenyang, mainan pukul paku di tangan dan hatipun senang!

Rrrrrrr dan Vari :-)


“Nda, DD lucu deh.Kemaren tiba-tiba dia bilang rrrrrrrrrrr panjang banget.Trus demonstrasi kata-kata yang ada huruf r-nya, besar, roti, Bogor.” cerita Ayah tadi malam.
Icha pasti lagi ingat pelajaran yang Bunda berikan padanya bagaimana mengucapkan huruf r dengan baik dan benar. Setelah sukses dengan ucapan f dan v saat itu Bunda mulai melatih mengucapkan r di setiap kata yang ada huruf r-nya.R yang sangat jelas pertama Bunda dengar saat itu ketika Icha mengucapkan nama Vari (si cantiknya jeng Wit Yogya).Ceritanya saat itu Icha mau maen keluar tapi ngga mau pakai sandal.Trus Bunda cerita tentang Vari yang pernah ngga mau pakai sandal kakinya kena duri yang pernah diposting mbak Wit di sini.Dari situ mulai nanya-nanya tentang Vari, dan beberapa kali mengucapkan nama Vari - ada huruf r-nya - dengan jelas.

Hallo Vari, makasih ya waktu Icha sakit minggu kemaren udah telepon.Maaf ya waktu itu Icha lagi ngambek jadi ngga sempet ngobrol deh sama Vari.Lain kali Icha yang telepon ya sayang.Makasih juga buat tante Wiwit sudah meluangkan waktu chatting menampung kegelisahan Bunda saat itu.Alhamdulillah Icha sudah sehat sekarang, udah ngga panas lagi.

Rabu, Juni 11, 2008

Katanya ngga suka sambel?


Minggu siang kemaren Bunda masak macam-macam, sesuai selera masing-masing.Ayah mau sayur lodeh, Icha request mie goreng, Bunda sendiri pingin terong disambelin –namanya apa ya, balado bener ngga ya?- , mbaknya ngikut kita aja pilih mana yang disuka he..he..Jadi siang itu kita menikmati makanan dengan lauk pauk yang beda, masing-masing asyik dengan piringnya.Di saat Bunda menikmati sambel terong yang warnanya aja merah merekah tapi ngga kerasa pedesnya, karena terong dimasak dengan cabe merah yang isinya sudah dikikis abis & banyak tomatnya lagi..hi..hi..Tiba-tiba Icha protes!
“Lho, Mama, katanya ngga suka pedes.Kok makan sambel?” He..he..Bunda cuman cengar-cengir dan bilang ini ngga pedes kok.Icha ingat aja deh ih!Paginya memang kita sarapan bubur di depan.Nah saat makan bubur itu Icha menawarkan sambel pada Bunda.
“Ma, buburnya dikasih sambel ini mau ngga?”
“Ngga dik, Bunda ngga suka sambel!”
Rupanya kata itu yang nancep di pikiran Icha “Bunda ngga suka sambel”.Saat melihat Bunda makan terong pakai sambel jadi-jadian alias ngga pedes tadi Icha melancarkan protesnya.Hi..hi..asli kok Cha Bunda ngga suka sambel.Kalaupun Bunda makan sambel pasti dijamin sambelnya yang ngga pedes banget.

Senangnya naik sepeda


Sejak dibelikan sepeda roda dua –masih dibantu roda kecil- sama Mbah Kung kira-kira 7 bulan yang lalu, salah satu hobby Icha naik sepeda.Sepeda roda tiganya sudah tidak dipakainya lagi.Sekarang sepeda roda tiga itu sudah diwariskan Farrel (sepupu Icha).Kecintannya naik sepeda dari belum bisa mengayuh sampai sekarang sudah bisa “ngacir” jauh ngga pernah hilang.Bangun pagi yang pertama dihampiri untuk diajaknya bermain kebanyakan adalah sepedanya.Dituntun keluar, nangkring dan diajak keliling rumah, dari teras masuk ke dalam putar lagi, sampai tembok pinggir rumah banyak cap ban sepeda Maklum ngga punya pekarangan luas, jadi kalau pagi belum ada yang menemani main sepeda keluar sementara mainnya di dalam rumah dulu.Kalau ada yang menemani keluar –mbaknya atau Ayah & Bunda di Sabtu dan Minggu- baru deh pintu pagar dibuka dan Icha langsung ngacir dengan sepedanya, meninggalkan kita yang ketinggalan jauh jaraknya.”Dheeeee, tunggu!!!Jangan kenceng-kenceng ngayuhnya!” He..he..itu teriakan Bunda kalau udah ditinggal jauh ama Icha.Satu hal yang selalu Bunda ingatkan, untuk selalu tengok kanan kiri ada mobil atau motor ngga yang akan melintas, jangan langsung “ngacir” keluar.Alhasil kalau sudah sampai di luar pagar Icha bilang sambil tengok kanan kiri “Ada mobil ngga –tengok kanan- , ada motor ngga –tengok kiri-, ngga adaaaaaaa…!!Langsung sepedanya dikayuh ke jalan…
Saat bermain dengan boneka-bonekanya, tak lupa bonekanya juga diajak menikmati keliling rumah naik sepeda.Ada yang dibonceng di belakang ada yang ditaruh di keranjang depan, dan ada yang digendong.”Ayo, kambing, panda, barney pegangan yang kenceng ya.Hati-hati nanti jatuh!”
Ketika bermain peran jadi Ibu yang akan ke kantor, sambil membawa tas dan memakai sepatu Bunda tidak lupa bawa sepeda.
”Mama ke kantor dulu ya!” pamit Icha.
“Kantornya dimana, Bu?” tanya Bunda.
“Di Bandung.” jawab Icha. Ke Bandung kok naik sepeda tho Bu Icha, jauh sekali.
O,ya sekarang setiap keluar rumah, misalnya ikut mbaknya beli minyak ke warung sepeda juga tak pernah ketinggalan.Di terik matahari pun sepeda tak pernah ditinggal.Jadi kalau panas-panas mau naik sepeda ikut mbaknya ke warung Bunda pakaiin topi dan kacamata –kayak foto disamping- keren Bunda jadi pingin nih beli sepeda biar bisa balapan ama Icha..he..he..