Kamis, Juli 03, 2008

Telepon Icha


“Treeeett..treeeettt..” - dering HP jadul Bunda - bunyi saat dalam perjalanan dari kantor menuju rumah.Bunda lihat di layar muncul “Rumahku”.Ini adalah no HP yang dipegang mbak di rumah.Bunda agak sedikit parno, ada apa ini ada apa ini, secara mbaknya jarang banget telepon kalau ngga ada yang penting.
“Assalamu’alaikum.Ya, ada apa mbak?”
“Bunda…Bunda udah sampai mana?” Oooo leganya hati Bunda dengar suara Icha di ujung telepon, berarti telepon mbak ngga menandakan ada apa-apa dengan Icha.Icha emang suka minta disambungin ke HP Ayah atau Bunda.Lalu perbincangan panjang dimulai dimana akhir-akhir ini kalau di ujung telepon Icha betah banget cerita.
“Bunda baru sampai Pondok Gede, Dhe (waktu itu pas lagi nginep tempat Mbah, jadi pulangnya ke Pondok Gede).Sebentar lagi sampai ya, sayang.”
“Bunda naik apa?”
“Naik angkot ini.”
“Kok ngga naik bis, kenapa?”
“Ya, ngga Dhe.Tadi dari kantor Bunda naik bis tapi udah deket rumah nyambung naik angkot.”
“Bunda tadi jatuh ngga di bis?” He..he..kok masih ingat aja Bunda pernah cerita jatuh di bis, kesrimpet.
“Ngga Dhe, dulu jatuhnya.”
“Ayah mana, Ma?”
“Bunda pulang sendiri, Dhe.”
“Ngga dijemput Ayah?”
“Ngga sayang.”
“Kenapa?”
“Ayah lagi ada acara di kantor.”
“Bunda beliin kue ulang tahun Icha, ngga?” Nah ini salah satu request Icha siang itu saat bunda telepon ke rumah.Ingat aja sih Cha, kalau request kue ulang tahun.Untung Bunda ingat dan udah mampir di Carefour untuk beli kue ulang tahun mini.
“Udah beli sayang.”
“Beli yang besar ya Ma, tingkat ya.Eh..ternyata mintanya yang gede, bertingkat pula.Tapi sampai rumah juga lupa kue kecil apa gede yang penting ada coklatnya.He..he..
"Ya udah ya.Mlekum..Mlekum..Mlekum..Mlekum..” Icha selalu mengakhiri pembicaraan di jung telepon dengan ucapan mlekum yang akan diucapkan berkali-kali.

Sehari Bunda bisa telepon Icha berkali-kali, habis ngga kuat nahan rindu dan dengar cerita serta "keceriwisannya".