Sejak dibelikan sepeda roda dua –masih dibantu roda kecil- sama Mbah Kung kira-kira 7 bulan yang lalu, salah satu hobby Icha naik sepeda.Sepeda roda tiganya sudah tidak dipakainya lagi.Sekarang sepeda roda tiga itu sudah diwariskan Farrel (sepupu Icha).Kecintannya naik sepeda dari belum bisa mengayuh sampai sekarang sudah bisa “ngacir” jauh ngga pernah hilang.Bangun pagi yang pertama dihampiri untuk diajaknya bermain kebanyakan adalah sepedanya.Dituntun keluar, nangkring dan diajak keliling rumah, dari teras masuk ke dalam putar lagi, sampai tembok pinggir rumah banyak cap ban sepeda Maklum ngga punya pekarangan luas, jadi kalau pagi belum ada yang menemani main sepeda keluar sementara mainnya di dalam rumah dulu.Kalau ada yang menemani keluar –mbaknya atau Ayah & Bunda di Sabtu dan Minggu- baru deh pintu pagar dibuka dan Icha langsung ngacir dengan sepedanya, meninggalkan kita yang ketinggalan jauh jaraknya.”Dheeeee, tunggu!!!Jangan kenceng-kenceng ngayuhnya!” He..he..itu teriakan Bunda kalau udah ditinggal jauh ama Icha.Satu hal yang selalu Bunda ingatkan, untuk selalu tengok kanan kiri ada mobil atau motor ngga yang akan melintas, jangan langsung “ngacir” keluar.Alhasil kalau sudah sampai di luar pagar Icha bilang sambil tengok kanan kiri “Ada mobil ngga –tengok kanan- , ada motor ngga –tengok kiri-, ngga adaaaaaaa…!!Langsung sepedanya dikayuh ke jalan…
Saat bermain dengan boneka-bonekanya, tak lupa bonekanya juga diajak menikmati keliling rumah naik sepeda.Ada yang dibonceng di belakang ada yang ditaruh di keranjang depan, dan ada yang digendong.”Ayo, kambing, panda, barney pegangan yang kenceng ya.Hati-hati nanti jatuh!”
Ketika bermain peran jadi Ibu yang akan ke kantor, sambil membawa tas dan memakai sepatu Bunda tidak lupa bawa sepeda.
”Mama ke kantor dulu ya!” pamit Icha.
“Kantornya dimana, Bu?” tanya Bunda.
“Di Bandung.” jawab Icha. Ke Bandung kok naik sepeda tho Bu Icha, jauh sekali.
O,ya sekarang setiap keluar rumah, misalnya ikut mbaknya beli minyak ke warung sepeda juga tak pernah ketinggalan.Di terik matahari pun sepeda tak pernah ditinggal.Jadi kalau panas-panas mau naik sepeda ikut mbaknya ke warung Bunda pakaiin topi dan kacamata –kayak foto disamping- keren Bunda jadi pingin nih beli sepeda biar bisa balapan ama Icha..he..he..
Saat bermain dengan boneka-bonekanya, tak lupa bonekanya juga diajak menikmati keliling rumah naik sepeda.Ada yang dibonceng di belakang ada yang ditaruh di keranjang depan, dan ada yang digendong.”Ayo, kambing, panda, barney pegangan yang kenceng ya.Hati-hati nanti jatuh!”
Ketika bermain peran jadi Ibu yang akan ke kantor, sambil membawa tas dan memakai sepatu Bunda tidak lupa bawa sepeda.
”Mama ke kantor dulu ya!” pamit Icha.
“Kantornya dimana, Bu?” tanya Bunda.
“Di Bandung.” jawab Icha. Ke Bandung kok naik sepeda tho Bu Icha, jauh sekali.
O,ya sekarang setiap keluar rumah, misalnya ikut mbaknya beli minyak ke warung sepeda juga tak pernah ketinggalan.Di terik matahari pun sepeda tak pernah ditinggal.Jadi kalau panas-panas mau naik sepeda ikut mbaknya ke warung Bunda pakaiin topi dan kacamata –kayak foto disamping- keren Bunda jadi pingin nih beli sepeda biar bisa balapan ama Icha..he..he..