Selasa, Juni 17, 2008

Pertanyaan Estafet


Pertanyaan Icha ketika masih tanya sesuatu dengan “itu apa? ini apa?” pasti akan dengan mudah Bunda jawab.Bahkan tidak hanya sekedar memberikan jawaban ini pensil ketika Icha tanya itu apa sambil tangannya menunjuk pensil, tapi akan Bunda jelaskan kegunaan dan sekaligus praktik pensil dipakai untuk apa.

Dalam perkembangannya ketika pertanyaan sudah mulai “kenapa” Bunda mesti cari akal supaya jawaban Bunda bisa dimengerti anak seusia Icha.Sudah menjawab dengan susah Icha masih mengejar Bunda dengan pertanyaan estafetnya.Jawaban itu suka dipertanyakan kembali dengan pertanyaan “kalau ngga”.Bunda jawab lagi pertanyaan Icha masih dipertanyakan lagi.Sampai Icha bener-bener puas dengan jawaban yang Bunda berikan baru Icha ngga akan bertanya lagi.Bunda mesti banyak-banyak baca nih supaya ngga kelabakan kalau ditanya ama Icha.

Saat Bunda melarang sesuatupun masih dikejar dengan pertanyaan estafetnya dengan agak sedikit pengeyelan.Seperti saat Bunda minta Icha untuk tidak makan es krim dulu.
“Kenapa ngga boleh maem es krim?”
“Khan Icha lagi batuk kalau maem es krim nanti batuknya ngga sembuh-sembuh.”
“Kalau ngga batuk?”
“Ya boleh maem es krim kalau batuknya sudah sembuh.”
“Iya, tapi khan Icha mau maem es krim!”
“Masih batuk sayang, besok ya kalau udah sembuh Bunda beliin es krim.””Ngga mau besok, Icha mau es krim sekarang!”
Ujung-ujungnya nangis karena Bunda tetep ngga mau ngasih Icha es krim.

Ayah juga Bunda suka godain Icha –ngikut gaya Icha- saat Icha melarang Ayah atau Bunda melakukan sesuatu.Yang sering dilarang Icha ketika Ayah Bunda mau mandi habis pulang kerja.
“Ayah ngga boleh mandi!”
“Kenapa Ayah ngga boleh mandi?”
“Ayah nemenin Icha maen aja ngga boleh mandi!”
“Iya, tapi khan Ayah mau mandi.Nanti bau donk kalau ngga mandi.”
“Ngga papa.Pakai minyak wangi aja!”