Jumat, Juni 27, 2008

Potong Poni


Sejak Bunda potong sendiri rambut Icha bulan Desember tahun lalu, baru dua kali ini Bunda kembali gunting poninya.Sekitar tiga bulan yang lalu Bunda potong poninya yang pertama.Waktu itu habis mandi, mumpung rambutnya masih basah Bunda inisiatif untuk potong poninya.Bunda sudah bilang sama Icha kalau poninya mau Bunda potong.Dan Icha sudah mengiyakan.Tapi setelah “creeesss” terpotong poninya, Icha marah, ngga mau poninya dipotong.Lha udah terlanjur terpotong poninya, belum rapi lagi, wah gimana nih???Walaupun Icha sempet nangis tapi Bunda ngga bisa ngembaliin poninya yang udah terpotong..he..he..
Bulan ini poni Icha sudah terlihat panjang, poninya sudah sering mengganggu matanya.Sering Bunda lihat Icha menyibakkan poninya.Wah, Bunda mesti cari akal nih untuk potong poninya.Minggu lalu saat Icha asyik main CD anak cerdas di komputer, Bunda langsung ada ide untuk potong poninya.Sementara Icha asyik main CD anak cerdas, Bunda juga asyik menyisir rambut Icha sambil nata-nata poninya kira-kira mau seberapa dipotong.Begitu dah nemu rambut poni yang mau dipotong segera Bunda eksekusi….creeeesssss…untung guntingnya tajam, sekali cres dah rapi poninya.Reaksi Icha?
“Ma, rambut Icha dipotong, ya?” Nanya masih sambil asyik main CD anak cerdas.
“He..he..iya Dhe cuman sedikit kok.” Bunda was-was juga kalau Icha sampai marah kayak dulu.Dulu minta ijin aja masih marah kali ini Bunda ngga minta ijin, langsung cres ajah.
“Potong lagi donk, Ma!” Alhamdulillah ngga marah.Tapi kalau poninya dipotong lagi habis donk rambut depannya.